Berita Utama
30 April, 2020
Penanganan dan pemulihan sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19 Kalimantan Timur termasuk daerah dengan resiko penularan “Menengah Tinggi”. “Kecepatan kita menangani pandemi, menentukan potensi pemulihan kondisi ekonomi sosial masyarakat setelahnya,” kata Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Prawiradinata dalam paparannya pada Musrenbang Kaltim Tahun 2020 via video conference di Ruang Hearts of Borneo Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (28/4/2020). Karenanya, mulai saat ini perlu diantisipasi para perantau yang mudik dari dan ke Kaltim. Ketegasan pihak berwenang bersama gugus tugas dan pemerintah daerah sangat penting. Pemerintah lanjut Rudy, meyakini pasca pandemi, roda perekonomian dan aktivitas masyarakat kembali normal dan pembatasan social berakhir, usaha masyarakat dan pasar bisa beropersai lagi. Namun ungkapnya, terdapat resiko kerusakan infrastruktur dan sektor produksi lainnya ketika durasi pandemi lama. Bahkan neraca keuangan perusahaan memburuk, kapasitas pendanaan infrastuktur pemerintah melemah. “Konsekuensinya, masa pemulihan membutuhkan waktu lebih lama. Ini dasar kita semua optimalkan sinergi penanganan Covid di pusat, provinsi hingga kabuoaten dan desa bahkan tingkat desa,” ujarnya. Selain itu, Kaltim memiliki potensi besar dalam transformasi ekonomi wilayah untuk mendivertifikasi struktur ekonomi dan sumber-sumber pertumbuhn baru. Potensi ini harua terus didorong dan dipacu untuk dikembangkan. Mengingat, ketergantungan komoditas primer masih tinggi. Akibatnya, perekonomian daerah sangat sensitive terhadap gejolak harga komoditas di pasar dunia. Guna terwujudnya transformasi ekonomi maka kawasan-kawasan industri yang sedang dikembangkan perlu didorong untuk meningkatkan daya saing, sekaligus menarik investasi. “Tidak kalah pentingnya, pembangunan SDM untuk mendukung transformasi yang berkelanjutan. Inilah isu dtrategis pembangunan Kaltim kedepan, termasuk masa pendemi saat ini,” ungkap Rudy